KARAKTERISTIK TIKUS :
- Tikus berkembang biak sangat cepat, sepasang tikus menghasilkan lebih dari 1000 ekor keturunan dalam kurun waktu 1 tahun.
- Perkembang biakan hanya terjadi pada stadia generatif tanaman dimana dalam kondisi tersedia cukup pakan.
- Periode Reproduksi pendek terjadi pada lokasi areal tanaman tidak serempak, dan sebalikna reproduksi panjang pada areal tanaman serempak.
- Lubang tikus bercabang-cabang, mempunyai kamar, pintu keluar/masuk dan pintu darurat.
- Lubang aktif berarti dihuni oleh tikus
- Tikus merusak semua tanaman seperti Padi, Jagung, Kedelai, Umbi-umbian dan tanaman perkebunan
- Tikus merusak stadia tanaman, tetapi lebih menyukai tanaman padi pada fase bunting sampai panen.
- Tikus sangat suka pematang sawah kotor.
PENYEBAB TIMBULNYA SARANG TIKUS
- Tanaman tidak serempak, sehingga tikus selalu tersedia.
- Kondisi areal pertanaman yang tidak bersih.
- Populasi musuh alami terus berkurang.
STRATEGI PENGENDALIAN TIKUS
- SANITASI LINGKUNGAN
- Sanitasi lingkungan bertujuan untuk membuat tempat tikus tidak nyaman karena tikus tidak menyukai kondisi lingkungan yang bersih.
- Peralatan yang digunakan adalah mesin pemotong rumput, parang, cangkul dan lainnya.
- Lokasi yang dibersihkan adalah saluran pematang, tanggul dan lainnya.
- BERBURU TIKUS SAAT PENGOLAHAN LAHAN
- Pada saat pengolahan lahan sarang sementara tikus akan terganggu dan akan keluar dari tempatpersembunyiannya.
- Pada saat pengolahan lahan dengan cara Gropyokan, diikuti oleh 5-10 orang untuk berburu tikus.
- Petakan sawah sebaiknya dipasang jaring, Tikus yang terperangkap dibunuh.
- PASCA PENGOLAHAN LAHAN
- Tikus akan pindah ke tempat aman (tanggul besar, tanggul irigasi, semak-semak dan pematang saluran air).
- Metode pengendalian yang tepat adalah gropyokan.
- Gropyokan dilakukan dengan cara empos, gali dan bunuh.
- Gropyokan dilakukan sebelum tanam pada tempat-tempat yang menjadi sumber populasi (tanguul besar, tanggul irigasi, semak-semak dan pematang saluran air).
- Gerakan ini melibatkan seluruh petani.
- PENGUMPANAN BERACUN
- Pengumpanan beracun dilakukan untuk mengendalikan sisa populasi tikus di lapangan. Pengumpanan beracun dimulai dari persemaian.
- Umpan beracun mulai dipasang sebelum tanam padi.
- Pemasangan umpan beracun di pematang/tanggul dan disekeliling persawahan.
- Pada fase tanam padi muda jika terlihat ada jejak tikus atau lubang aktif atau gejala serangan pasanglah umpan beracun. Dipematang/ tanggul dan sekeliling persawahan.
- Setiap titik umpan digunakan 10-15gr (3 butir per blok).
- Amati setiap hari (umpan yang dimasukkan terus ditambahi sampai tikus berhenti makan).
- TRAP BARRIER SYSTEM (TBS)
- Merupakan sistem tanaman perangkap.
- Lebih efektif bila dikombinasikan dengan perangkap bubu (kombinasi antara pagar plastik dan perangkap bubu).
- Metode ini dapat dikombinasikan dengan pengumpanan.
- Dilakukan untuk mengendalikan populasi.
- Dapat diterapkan pada persemaian atau secara terkonsentrasi pada petak sawah dengan kerusakan tertinggi (hasil pengamatan).
- TBS dipasang mengelilingi petak tanaman yang rusak. Pagar plastik setinggi 50-60 cm yang ditegakkan menggunakan ajir bambu, bagian bawah harus terrendam air atau ditimbun lumpur agar tikus tidak menerobos.
- Amati hasil tangkapan dan matikan dengan cara ditenggelamkan.