Baturagung, 21 November 2019
Karena banyaknya keluhan dari para petani pada musim kemarau lalu yang sawahnya kering karena kurangnya pasokan air. Dikhawatirkan akan terjadi lagi di tahun-tahun mendatang. Maka dari itu Pemerintah Desa Baturagung membangun embung desa. Embung desa ini juga merupakan salah satu program desa yang di canangkan Bapak Mubasir yang saat ini menjabat sebagai kepala Desa Baturagung.
Menurut wikipedia, Embung adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan. Embung menampung air hujan di musim hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim kemarau.
Ketersediaan air pada lahan sawah tadah hujan sangat tergantung dari curah hujan. Pada saat musim kemarau umumnya lahan tidak dapat ditanami, karena air tidak tersedia. Embung merupakan salah satu teknologi adaptasi ketidakpastian iklim khususnya untuk lahan tadah hujan. Untuk mengatasi kekeringan salah satu strategi yang paling murah, cepat, dan efektif serta hasilnya langsung terlihat adalah dengan memanen aliran permukaan dan air hujan di musim penghujan melalui daerah tangkapan air. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limpahan air hujan adalah dengan membangun embung.
Embung yang berada di Desa Baturagung ini berkapasitas 20.000 m3. Pembangunan embung ini diatas lahan sawah “Bondo Deso” seluas 40 x 100 meter yang. Selain menampung air rencananya embung ini akan dijadikan wisata desa yang dikelola oleh Bumdes Baturagung dengan sektor perikanan yaitu pemancingan dll. Area sekeliling embung ini nantinya juga akan dipasangi pagar kawat berduri agar tidak sembarang orang masuk ke embung ini. Karena sangat berbahaya sekali terutama bagi anak-anak yang suka bermain air, mengingat kedalaman embung ini mencapai 5 meter. (MAH)